NTTKreatif, SBD – Sumba terpilih jadi pulau terindah versi majalah Focus tahun 2018 lalu. Pilihan tersebut tidaklah salah, sebab, Sumba terkenal dengan surganya pariwisata.
Tidak hanya alamnya yang unik dengan padang savananya yang luas membentang dari timur hingga barat, Sumba juga dikaruniai dengan kekayaan budayanya.
Salah satunya adalah Kampung Situs Ratenggaro di Desa Maliti Bondo Ate, Kabupaten Sumba Barat Daya. Bagaimana tidak, kampung ini memiliki ratusan kubur yang berusia ribuan tahun.
Di antara kubur batu itu terdapat makam pendiri Ratenggaro, Gaura dan istrinya, Mamba. Tidak hanya keduanya, terdapat pula kubur batu milik Ratondelo, anak laki-laki pasangan Gaura-Mamba yang kemudian dipercaya sebagai Raja Sumba dan kubur Rato Pati Lako, Pejuang paling dihormati warga setempat.
Selain itu ada juga 4 Menhir yang diabadikan sebagai tugu. Ke 4 Menhir ini sebagai penanda teritorial desa adat. Di sebelah tugu itu, ada tugu lain yakni Katoda. Tugu ini dipercaya punya tuah untuk mendatangkan kemenangan.
Selain tugu tersebut, ada tugu lain sebagai kubur Ambu Lere Loha yang diyakini punya kekuatan guntur kilat.Tidak hanya itu, di areal itu pula ada tugu lain yang berfungsi untuk meminta hujan.
Punya Menara Tertinggi
Keunikkan kampung ini pun bertambah saat kita menilik lebih jauh tentang peninggalan para leluhur warga di kampung ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan warga yang masih menganut kepercayaan Marapu.
Hal ini tampak dari bentuk tempat tinggal mereka. Penduduk di sana tinggal di rumah panggung dengan atap menara menjulang tinggi.Menara pada rumah adat di Ratenggaro adalah yang tertinggi di antara rumah adat lain di seluruh Pulau Sumba. Tingginya mencapai 15 sampai 30 meter.
Selain melambangkan status sosial, menara bak menggapai langit ini merupakan simbol penghormatan terhadap arwah para leluhur. Sehingga bagi warga di kampung tersebut rumah bukan semata hanya hunian semata tapi juga sarana pemujaan.
|