NTTKreatif, LARANTUKA – “Jangan Takut Mati. Mati ditembak lebih baik daripada mati konyol. Yang kami pertahankan cuma satu: Negara Republik Indonesia”. Kalimat sakral penuh makna ini digaungkan beberapa menit sebelum Herman Yoseph Fernandez akhirnya tertembak mati oleh salah satu opsir Belanda.
Kalimat tersebut juga mencerminkan keberanian dan dedikasi Herman Yoseph Fernandez dalam perjuangannya melawan penjajah demi menyelamatkan sahabatnya, La Sinrang, dan mempertahankan keutuhan NKRI.
Kemasan teatrikal perjuangan Herman Yoseph Fernandez yang dipentaskan oleh komunitas pewARTa berhasil menarik perhatian banyak penonton pada malam TOS Kemerdekaan RI ke-79 di Taman Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim).
Naskah kisah perjuangan yang ditulis oleh Silvester Petara Hurit dan disutradarai oleh Maria Natalia Ana Yusti ini menceritakan sosok Herman Yoseph Fernandez, seorang pahlawan dari tanah Lamaholot, Flores yang dikenang atas perlawanan heroiknya terhadap penjajah.
Grace Siahaan Njo, keluarga Herman Fernandez, melalui sambungan telephone seluler pada Minggu, (18/08/2024), menyatakan dukungannya terhadap sosialisasi kisah ini dengan cara yang lebih nyata kepada masyarakat Flores Timur.