“Sedia payung sebelum hujan.”
Oleh Dr (c). Ir. Karolus Karni Lando, MBA
NTTKreatif, LARANTUKA – Semana Santa di Larantuka telah lama menjadi tradisi rohani yang sakral, bukan hanya bagi umat Katolik di Flores Timur, tetapi juga bagi ribuan peziarah dari berbagai penjuru Nusantara hingga Mancanegara.
Tahun ini, kehadiran tokoh penting seperti Duta Besar Portugal dan peziarah dari Timor Leste menjadi bukti bahwa Semana Santa telah berkembang menjadi ziarah rohani berskala internasional. Namun, pengalaman pada tahun ini juga menghadirkan tantangan yang perlu segera dievaluasi bersama.
Sepanjang Pekan Suci, terutama sejak pengantaran Tuan Menino ke kapela hingga prosesi besar pada Jumat Agung, umat dan para peziarah dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang berlangsung sepanjang hari. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini menimbulkan sejumlah kendala yang mengganggu kekhusyukan, kenyamanan, bahkan keselamatan umat.
Beberapa Catatan Penting untuk Evaluasi dan Tindak Lanjut ke Depan:
1. Penerangan Jalan yang Memadai
Prosesi Semana Santa biasanya dihiasi cahaya lilin sepanjang jalan sebagai simbol cahaya iman. Namun, dalam situasi hujan deras, lilin tidak dapat menyala, dan penerangan umum di sepanjang jalur prosesi terlihat sangat minim. Pemerintah perlu menyiapkan sistem penerangan darurat atau lampu jalan yang memadai agar umat tetap dapat berjalan dengan aman tanpa mengurangi kesakralan prosesi.
2. Perbaikan dan Pembersihan Drainase
Banjir ringan di beberapa ruas jalan utama menunjukkan perlunya perbaikan sistem drainase. Saluran air sepanjang rute prosesi harus dibersihkan dan diperbaiki secara berkala, khususnya menjelang Semana Santa, agar air hujan tidak meluap ke jalan dan mengganggu kelancaran perjalanan umat.
|