NTTKreatif, TAMBOLAKA – Pihak keluarga kini masih terus mempertanyakan tewasnya alm Yulius Tena Bolo yang diduga tertimpah semen dalam Toko Junior pada Minggu 28 Juli 2024 lalu.
Salah satu keluarga kandung alm Yulius, Petrus Dima Rato, yang sedang berada diluar pulau saat kejadian, menduga ada kejanggalan dalam kasus tewasnya alm Yulius dalam gudang itu.
Kejanggalan yang dimaksudkannya adalah soal surat penolakan autopsi yang sudah ditandangani oleh pihak keluarga.
Dirinya menyebut kalau pada dasarnya pihak keluarga tidak mengetahui apa isi surat itu, bahkan tidak dibacakan juga oleh oknum Polisi dan oknum Aparat Desa kepada pihak keluarga.
Ia mengaku ketika menanyakan soal surat itu, ayah kandung alm Yulius menyebut tidak melakukan penolakan autopsi.
“Berkaitan dengan surat itu, diantar sekitar jam 1 malam lalu oknum polisi dan oknum aparat Desa Mandungo meminta tanda tangan kepada orang tua korban persis di bale-bale ditenda duka. Berkaitan dengan itu, surat itu dinyatakan bahwa penolakan autopsi. Namun pernyataan dari orang tua korban tidak mengetahui apa isi surat dan tidak dibacakan oleh pihak Anggota Polisi dan Sekretaris Desa tersebut. Selain dari pada itu dimintakan juga untuk ditandatangani oleh saksi tanpa dibacakan isi suratnya,” ungkapnya saat dihubungi NTTKreatif.com via telepon pada Selasa 20 Agustus 2024 tadi.
Petrus menyebut hal tersebut patut dicurigai, penandatangan surat penolakan autopsi itu tidak melalui prosedur yang seharusnya.
|