NTTKreatif, LARANTUKA – Jenazah Leonardus Lepa Kwure sudah tiba di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Rabu 27 November 2024 pagi tadi.

Dirinya tiba dengan menggunakan KRI 351 Ahmad Yani dari Kupang.

Leonardus Lepa Kwure adalah anak dari Bernadus Belang Kwure, salah satu warga penyintas erupsi Gunung Lewotobi.


Dirinya ditemukan meninggal Senin lalu di kos rekannya di Penfui, Kupang usai melakukan pengumpulan barang bantuan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi.

Kuat dugaan dirinya meninggal akibat sakit yang ia alami.

Menariknya, saat kedatangannya kembali ke kampung halamannya itu dirinya tidak sendiri. Dirinya diantar oleh temannya Vidi yang jadi orang terakhir bersama Leonardus sebelum meninggal.

Baca Juga  Desakan Bawaslu: Pj Bupati Flotim Harus Tuntaskan Masalah 13 Ribu Pemilih Terancam Kehilangan Hak Pilih

Saat diwawancarai, Vidi yang belum bisa menutup rasa sedihnya itu berkisah kalau saat itu dirinya bersama almarhum Leo masih sempat mengambil bantuan untuk korban erupsi di Bundaran PU.


Sepulang dari sana, kata dia, keduanya langsung beristirahat di Kos miliknya.

“Sekitar jam 21.00 WITA kami sudah di kos. Sempat duduk-duduk di luar kamar sebelum saya masuk kamar dan ketiduran karena menonton,” katanya.

Tapi di jam 24.00, ceritanya lagi, Leonardus Lepa Kwure masih terlihat pergi ke kamar kos sebelah untuk meminta korek api untuk membakar rokok.

Baca Juga  Tangis Keluarga Pecah Usai Jenazah Anak Penyintas Erupsi Lewotobi Tiba di Rumah Duka

Sekembalinya, kata Vidi, dirinya tidak mengetahui lagi kondisi temannya tersebut hingga keesokan harinya.


“Paginya karena saya lapar, saya masak karena lapar. Setelah itu, saya makan. Sedangkan Leo masih terlihat tidur. Tidurnya telentang saat itu,” katanya.

Hingga di pukul 02.00 WITA, dirinya kemudian mencoba untuk membangunkan alm Leo.

Namun, tubuh Leo sudah kaku yang membuatnya memanggil rekannya untuk memastikan kondisi tubuh Leo.

“Karena tidurnya lama saya coba bangunkan Leo. Saat memanggil namanya tidak ada respon. Saya masih sempat untuk menggoyangkan tangannya tapi langsung jatuh membuat saya langsung panggil teman di samping kamar. Saat kami cek lagi nadinya sudah tidak ada sehingga kami lapor bapa kos dan diputuskan untuk memanggil Polisi,” ujarnya.


Dirinya pun mengakui kalau kepergian rekannya itu sangat mengejutkan dan meninggalan kesedihan mendalam.

Baca Juga  Pimpin HUT RI Terakhir, Bupati SBD: Tema Bersejarah Ini Beri Pesan Moral

Pasalnya, Leo adalah teman yang sangat sumpel dan ceria. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin Redaksi NTT Kreatif.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan