Mengenal Ritual Adat Wuu Nuran, Bangsa Balaweling di Pulau Solor: Akulturasi Adat dan Agama Lewat Bunda Renha Balaweling

Ritual adat Wuu Nuran Bangsa Balaweling di Solor, perpaduan antara Budaya dan Agama. (Foto:nttkreatif.com/Ballack)

NTTKreatif, FLOTIM – Pulau Solor adalah salah satu pulau di Kabupaten Flores Timur (Flotim) selain Pulau Adonara.

Luasnya pun tidak seberapa. Begitupun dengan jumlah penduduknya. Mereka masih kalah dengan jumlah penduduk di Pulau Adonara maupun jumlah penduduk di Flores Timur daratan.

Begitu pun soal sumber daya alam. Pulau yang dahulu dikenal sebagai pulau cendana itu juga kalah segala-galanya dari dua saudaranya itu.


Dengan alam yang kering dan didominasi bebatuan cadas, masyarakat di Pulau Solor memang agak kesulitan menggantungkan harapan pada hasil komoditi pertanian semata.

Baca Juga  Seleksi CPNS 2024 di Pemkab Flotim Sebentar Lagi Dibuka, Yuk Cek Jabatan Dibutuhkan

Sehingga banyak diantaranya kemudian memilih menjadi nelayan untuk menghidupi keluarganya.

Kendati begitu, tidak banyak publik yang tahu kalau di Pulau yang berbentuk pistol itu menyimpan beragam budayanya yang unik dan bertahan hingga kini.

Salah satunya adalah ritual adat Wuu Nuran milik Bangsa Balaweling di dusun Lamalewo, Desa Balaweling 1, Kecamatan Solor Barat.


Ritual ini sendiri biasanya digelar setiap 5 tahunnya dan diikuti oleh satu Lewo dan 7 Duli Duli Weruin Ulu Lau Pali Keneli Lima Wana/ Duli Taliha Laman Mayan Pali Mayan Lama Tali (Lamateliha), Duli Muda Lama Tulun Pali Bao Lama Banga (Lamariang), Duli Week Lama Rebon Pali Kenila Lolon Gire (Kenila), Duli Laka Lama Mayan Pali Mayan Lama Tali (Lamalaka), Duli Rita Lolon Eban Palin Bao Lolon Owa (Ritaebang), Duli Lupan Lolon Kuman Pali Au Gatan Matan (Auglaran), Duli Sunge Hara Wewan Pali Kadila Duru Basa (Riangsunge).

Baca Juga  Jelang HUT RI ke 79, Kelurahan Ekasapta Gelar Turnamen Futsal Hingga Pidato: Begini Kata Plt Lurah Dave Mautuka

Ritual adat Wuu Nuran sendiri merupakan sebuah perayaan syukur atas panen dengan memadukan budaya dan agama sebagai bentuk penghormatan kepada Bapa Kelake Lera Wulan, Ema Kewae Tana Ekan, dan leluhur lewotana yang telah memberikan mereka kehidupan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten apapun tanpa seizin Redaksi NTT Kreatif.
1 2 3

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan