NTTKreatif, Tambolaka – Dinas Pertanian SBD belakangan jadi sorotan pasca munculnya kasus pengerjaan sumur bor yang bermasalah di lima titik di wilayah itu.
Kelima titik tersebut masing-masing di kelompok tani di Desa Loko Kalada, Kelompok tani Hidup Bersama di Desa Werena, Kelompok tani Ngindi Ate di Desa Weelonda, kelompok tani Lara Daha di Desa Moro Manduyo dan Kelompok tani Mbinya Mopir di Desa Hameli Ate.
Selain bermasalah, ada dua sumur bor lain yang urung dikerjakan hingga kini, sedang masa pengerjaannya sendiri sudah selesai pada Desember 2024 dengan tambahan waktu hingga Maret kemarin.
Menariknya, Dinas Pertanian melalui Kabid PSP Dinas Pertanian Sumba Barat Daya, Haris Matutina yang diwawancarai wartawan malah menyudutkan kelompok petani yang mengerjakan pengerjaan sumur bor per unit Rp300 juta.
“Dua itu belum sama sekali dikerjakan di Wali Ate dan Kalimbu Tillu. Karena alam tidak bisa kita paksakan karena banyak yang mau bor tidak berani. Anggaran tersedia tapi tidak ada yang mau bor karena alam. Mereka juga yang mau bor takut rugi, jadi tidak bisa,” kata Haris ketika dikonfirmasi yang didampingi oleh Staf Perencanaan pada Dinas Pertanian, Edi Keremata.
Dirinya mengatakan, atas kondisi tersebut, pihak Dinas Pertanian Sumba Barat Daya sedang melakukan pendekatan dengan kelompok tani supaya pekerjaan tersebut segera diselesaikan.
|