OLEH : YURGO PURAB
(Penulis buku Tungku Kata. Bergiat di Teater Tanya Ritapiret)
Penciptaan karya sastra merupakan salah satu proses kreatif. Proses kreatif karena karya sastra selalu melibatkan pengalaman manusia dan budaya sebagai bagian penting dalam mencipta sebuah karya sastra.
Lebih lanjut penciptaan karya sastra baik berupa cerpen, puisi, dan novel setidaknya mengandung tiga aspek utama, yakni decore (memberikan sesuatu kepada pembaca), delectare (memberikan kenikmatan melalui unsur estetika), dan movere (mampu menggerakan kreativitas pembaca).
Kompas, Minggu (1/3/2015) memuat sebuah cerpen dengan judul “Saran Seorang Pengarang) karya Sori Siregar, pengarang kenamaan Indonesia yang pernah mengikuti international writing program di universitas Iowa, Iowa city, Amerika Serikat pada tahun 1970-1971 bersama Gerson Poyk.
[irp posts=”3637″ ]
Kalimat pembuka cerpen diawali dengan tanggapan terhadap karya Radit yang dimuat di sebuah surat kabar di Jakarta.
Lebih lanjut, pengarang menempatkan tokoh Ikra sebagai pemberi tanggapan atau lebih tepatnya kritikus sastra yang tidak hanya memberi tanggapan kritis tetapi membangunkan kembali minat pengarangnya untuk terus berkarya.
Jika membaca cerpen ini kita dapat menemukan inti keseluruhan cerpen yang lebih memfokuskan cerita dalam bentuk saran. Kalimat-kalimat pendek jauh lebih kuat. Bertele-tele itu penyakit, metafora juga jangan terlalu banyak (Kompas, 1/3/2015. Hal. 27).
Membaca penggalan cerpen di atas, maka pengarang cerpen ini meninggalkan sesuatu kepada pembaca (decore). Tentunya setiap pembaca, juga disuguhi saran yang sama.
Menariknya, Sori Siregar mengemas cerita ini sedemikian indah dan mengalir sehingga terkesan indah dikecap. Namun seluruh bangunan tulisannya jika dibaca lebih terpaku pada salah satu bagian saja. Selebihnya tidak.
|
Tinggalkan Balasan